Pijakan Jejak..

Friday, December 3, 2010

Home » , » STRUKTUR FUNDAMENTAL ILMU PENGETAHUAN 1
Comment

STRUKTUR FUNDAMENTAL ILMU PENGETAHUAN

Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat keilmuan, dan dapat disebut pengetahuan ilmiah. Ilmu pada dasarnya merupakan kumpulan pengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan yang ada.
Struktur ilmu menggambarkan bagaimana ilmu itu tersistematisasi dalam suatu lingkungan (boundaries), di mana keterkaitan antara unsur-unsur nampak secara jelas. Menurut Savage & Amstrong, struktur ilmu merupakan “A scheme that has been devided to illustrate relationship among facts, concepts, and generalization”.
Dengan demikian struktur ilmu merupakan ilustrasi hubungan antara fakta, konsep serta generalisasi, keterkaitan tersebut membentuk suatu bangun struktur ilmu, sementara itu menurut H.E. Kusmana struktur ilmu adalah seperangkat pertanyaan kunci dan metoda penelitian yang akan membantu memperoleh jawabannya, serta berbagai fakta, konsep, generalisasi dan teori yang memiliki karakteristik yang khas yang akan mengantar kita untuk memahami ide-ide pokok dari suatu disiplin ilmu yang bersangkutan.
A.    Bangunan Dasar Ilmu Pengetahuan
Menurut Archie J. Bahm terdapat enam komponen  rancang bangun ilmu pengetahuan, yang menurutnya dengan enam komponen tersebut sesuatu itu bisa disebut sebagai Ilmu Pengetahuan, yaitu:
1.      Adanya masalah.
Suatu masalah disebut masalah ilmiah, jika memenuhi persyaratan, yaitu bahwa masalah merupakan masalah yang dihadapi dengan sikap dan metode ilmiah; masalah yang terus mencari solusi.


2.      Adanya sikap (Ilmiah).
Menurut Bahm sikap ilmiah paling tidak meliputi enam karakteristik pokok, yaitu: keingintahuan, spekulasi, kemauan untuk obyektif, kemauan untuk menangguhkan penilaian, dan kesementaraan.
3.      Menggunakan Metode Ilmiah.
Sifat dasar metode ilmiah ini, menurut Bahm harus dipandang sebagai hipotesa untuk pengujian lebih lanjut. Kajian tentang persoalan ini tidak bisa dihindarkan adanya kontroversial yang ekstrim.
4.      Adanya aktifitas.
Ilmu pengetahuan adalah apa yang dikerjakan oleh para ilmuan, yang kemudian biasa disebut dengan “riset ilmiah”. Riset demikian mempunyai dua aspek: individu dan sosial.
5.      Adanya kesimpulan.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang dihasilkan. Makanya ilmu pengetahuan sering dipahami sebagai kumpulan pengetahuan. Bahkan kumpulan ide-ide adalah ilmu pengetahuan itu sendiri. Kesimpulan yang merupakan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan masalah adalah tujuan ilmu pengetahuan.
6.      Adanya pengaruh.
Bagian apa yang digarap ilmu pengetahuan dapat menimbulkan pengaruh yang beraneka ragam, yang mana dapat dihubungkan pada dua hal, yaitu: a) Pengaruh ilmu pengetahuan terhadap teknologi dan industri melalui apa yang disebut dengan ilmu terapan. b) Pengaruh ilmu terhadap masyarakat dan peradaban.
B.     Pelajaran Dari Archie J. Bahm: Keprihatinan dan Perhatian
Secara umum kegiatan keilmuan dan pengembangan ilmu terkait dengan dua pertimbangan, yaitu pertimbangan obyektivitas dan pertimbangan nilai. Pertimbangan obyektivitas mengharuskan ilmu pengetahuan menetapkan kebenaran sebagai landasan dan pola dasarnya. Sedang pertimbangan nilai menuntut ilmu pengetahuan untuk bekerja dengan pertimbangan pada tahap pra-ilmu dan sekaligus pasca ilmu, artinya perlu mempertimbangkan asumsi dasar, latar belakang dan tujuan dari kegiatan tersebut. Maka berdasarkan pertimbangan demikian, pandangan para ilmuwan dapat dibedakan menjadi dua golongan.
Pertama, para ilmuwan yang hanya menggunakan satu pertimbangan, yaitu nilai kebenaran dengan mengesampingkan pertimbangan-pertimbangan nilai-nilai metafisik yang lain, seperti nilai etik, kesusilaan dan kegunaannya akan sampai pada prinsip bahwa ilmu pengetahuan harus harus bebas nilai. Prinsip tersebut akan menjadikan kebenaran sebagai satu-satunya ukuran dan segala-galanya bagi seluruh kegaiatn ilmiah, termasuk penentuan tujuan bagi ilmu pengetahuan. Pada garis besarnya tujuan pokok ilmu pengetahuan adalah merupakan kaidah-kaidah baru atau penyempurnaan kaidah-kaidah lama tentang dunia kealaman. Peluang untuk memasukkan pertimbangan nilai-nilai lain di luar nilai kebenaran dalam kegaitan ilmiah memang tidak dimungkinkan.
Di sinilah letak keprihatinan Bahm, bahwa ilmu pengetahuan telah ditarik-tarik sehingga dilepaskan dari keterhubungan dengan nilai-nilai kemanusiaan dengan berdalih obyektifitas.
Kedua, para ilmuwan yang memandang sangat perlu memasukkan pertimbangan nilai-nilai etik, dan kesusilaan yang akhirnya sampai pada prinsip bahwa ilmu pengetahuan harus bertaut nilai. Dengan menjaga jarak antara ilmu dan ideologi, maka pertimbangan etik bagi ilmu pengetahuan menjadi mungkin untuk dilaksanakan, yaitu demi kepentingan masyarakat. Dalam lingkungan budaya dan konstelasi social politik tertentu, pertimbangan ilmu dapat saja berubah, tetapi tidak pada system ilmu itu sendiri.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Archie J. Bahm sangat menaruh perhatian terhadap pentingnya pertimbangan nilai bagi setiap kegiatan keilmuan dan pengembangan ilmu. Pengembangan ilmu pengetahuan ternyata memerluakn dua pertimbangan, yaitu pertimbangan dari segi ilmu yang statik dan segi ilmu yang dinamik.


C.    Kontribusi Archie J. Bahm: Catatan Akhir
Bahm telah dapat menjembatani dua pandangan yang sama-sama ekstrim atau setidaknya menyeimbangkan dua pandangan yang berat sebelah, yaitu pendangan yang menitik beratkan pada aspek obyektivitas dan pandangan yang menekankan perlunya mempertimbangkan aspek nilai. Secara tidak langsung, Bahm tampak pragmatis. Meskipun, menurut penulis yang melihat dari karyanya tampak bukan praktisi yang pragmatis, tetapi ia adalah filosof yang memperjuangkan pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan bagi setiap kegiatan keilmuan dan pengembangan ilmu.
Secara lebih khusus karya J. Bahm telah dapat menjawab teka-teki, yang mana terjadi misunderstanding atau overlaping pemahaman, yaitu antara komponen ilmu, metode ilmiah, dan metode penelitian.





Related Post

Share |

1 komentar:

Suciô Sanchez said...

Interesting post but metaphysics are irrelevant to science and engineering. I don't need to worry about how many angels can dance on the head of a pin to study the physics of the pin. (who does?)

Post a Comment

Photobucket Photobucket Photobucket
 
 

About Me

My photo
Bismillah. perkenalkan saya Zanck. saya masih seorang Pelajar yang sampai saat ini masih terus berusaha tuk menuntut ilmu yang bermanfaat. Mau tahu saya lebih banyak,,,? Click this Out..