Pijakan Jejak..

Sunday, November 14, 2010

Home » » Musibah Di Bawah Kayuhan Sepeda 0
Comment

Musibah Di Bawah Kayuhan Sepeda

Tanggal 12-13 nopember 2010 menjadi hari yang penuh ujian bagiku. Aku anggap 2 hari itu sebagai pelajaran mahal untuk Saya mengevaluasi diri. Pasalnya, pada hari itulah masalah yang kurasakan bertubi-tubi datang mengunjungi, sehingga bathin dalam diriku menjadi sanksi untuk menjalani waktu yang terasa semakin tajam menyayat diriku akhir-akhir ini.

Ujian itu dimulai ketika Saya tengah menikmati perjalananku naik sepeda menuju tempat Saya ngajar. Waktu itu Saya sudah terlambat, namun kecepatanku bersepeda tidaklah secepat Atlet Sepeda Olimpiade. Karena Saya tidak mau waktu ngajar nanti tubuhku tidak nyaman berbalut dengan keringat.


Aku tetap tajam memandang lurus ke jalan, meskipun di sisi kanan dan kiri jalan yang Saya lalui penuh dengan panorama khas pinggiran kota metropolis yang cukup memanjakan mata. Sesaat Saya rasakan ketidaknyamanan pada perjalananku, ternyata ban sepedaku agak gembos. Dan memang Saya akui keadaan ban sepedaku seperti ini dari 2 hari sebelumnya, namun saya agak malas saja untuk memompanya lagi. Kebetulan sore itu di depan Saya ada seorang bapak tukang tambal ban, dan tanpa pikir panjang Sayapun meminta isi angin kepada bapak itu. Pengisian angin itu awalnya berjalan normal, tapi saat saya meminta agak lebih saya dikejutkan dengan ban sepeda belakangku yang meletus pada saat pengisian itu. Spontan, sayapun berkecil hati meratapi apa yang terjadi. Namun, waktu itu saya tetap berusaha tegar dan sabar karena saya menyadari mungkin itu adalah teguran Allah swt atas apa yang telah saya perbuat sebelumnya. 

Saya tinggalkan sepeda itu di sana dan minta si bapak untuk menjaganya sebentar karena tidak lama setelah saya ngajar, saya akan kembali untuk mengambil sepeda itu. Saya pamit dan melanjutkan perjalananku dengan berjalan kaki saja. Untung, jarak menuju tempat saya ngajar tidaklah terlalu jauh lagi, namun cukup membuat badan saya berpeluh basah.

45 menit berlalu masaku ngajar, sayapun kembali ke tempat tambal ban tadi dengan temanku mengendarai sepeda motor pinjaman. Setibanya di sana, tenyata sepedaku diperbaikinya juga, padahal saya hanya minta titip saja. Ya sudahlah, lalu sayapun tanya harus bayar berapa. sekalinya bapak itu menjawab, gak usah katanya. Sayapun bingung. awalnya saya kasih 10 ribu, kegedean katanya, ya sudahlah 5 ribu saja. Dan itupun aku memberinya dengan setengah memaksa. Setelah itu saya langsung pamit, karena adzan maghrib telah berkumandang. Dalam perjalanan, saya tidak habisnya berbicara sendiri memikirkan kebaikan si bapak itu.

Musibah hari itu belum berhenti menimpaku. Ketika setelah 15 menit aku bersepeda dari tempat tambal ban tadi, sepedaku kembali mengempis, bocor. Pasrah sudah diriku waktu itu. Akupun pulang menggiringnya
balik menuju pondok sambil jalan kaki.

Keesokan malam harinya, saya ada latihan ju jitsu di kampus sebelah (ITS). Sayapun terpaksa menuju sana naik sepeda pinjaman dari temanku karena sepedaku masih dalam masa perbaikan. Sepulang dari sana saat malam telah larut, saya dan teman-teman saya pulang menuju pondok bagaikan segerombolan anak jalanan yang beraksi di jalan raya ITS. Nha, saat itulah musibah kembali terjadi padaku.

Saat saya pulang meluncur di atas trotoar jalan itu, di hadapanku menanti sebuah tiang rambu-rambu lalu lintas yang akhirnya stang sepeda saya mengenainya, itu dikarenakan saya tidak bisa mengerem tuk mengelak dan karena sepedanya juga gak ada 'remnya.  Saya terjatuh ke badan jalan dengan sedikit menahan malu (bukan sakit, karena memang saya tidak ada cedera apa-apa). Namun, musibahnya belum selesai sampai di situ. Setelah saya terjatuh, sesegera mungkin saya naik sepeda meninggalkan tempat naas itu. Pada saat kayuhan pertama, saya merasakan ada yang tidak beres dengan sepeda temanku ini. Aku chek,, Astaghfirullah,, se-spontan mungkin saya mengucapkannya. Karena ternyata rantai sepeda temanku itu putus setelah saya jatuh tadi. Huft,, lemas saya, syok dengan apa yang terjadi padaku waktu itu. 

Saya pulang menggusur sepeda itu sambil kurenungi musibah yang terjadi pada 2 hari itu. Dan memang sekali lagi saya menyadari atas apa yang telah saya perbuat sebelumnya. Perbuatan-perbuatan yang memang seharusnya tidak saya perbuat.

Dan peristiwa ini tidak hanya menguras bathinku, namun kantong celanakupun kering hampir tak tersisa karenanya.

HufT,,,

Related Post

Share |

0 komentar:

Post a Comment

Photobucket Photobucket Photobucket
 
 

About Me

My photo
Bismillah. perkenalkan saya Zanck. saya masih seorang Pelajar yang sampai saat ini masih terus berusaha tuk menuntut ilmu yang bermanfaat. Mau tahu saya lebih banyak,,,? Click this Out..