Perkuat Ukhuwah dengan Silaturahim

Silaturahmi merupakan ibadah yang mudah dilakukan dan membawa berkah pula. Agama Islam menempatkannya pada kedudukan yang tinggi dikarenakan termasuk akhlaq yang mulia. Allah SWT menyerukannya dalam berbagai surat dan ayat dalam al-Qur'an diantaranya dalam Q.S. Ani-Nisa' ayat 1:

وَاتَّقُوْا اللّٰهَ الَّذِىْ تَسَآءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا‏ 

"and fear Allah, in Whose name you appeal to one another, and fear Him particularly respecting ties of relationship. Verily, Allah watches over you."

Begitupun Rasulullah dengan tegas bersabda tentang masalah ini: "Barangsiapa yang suka dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya, maka sambunglah silaturahmi". (Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Berpijak pada dalil di atas, maka tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk tidak melakukan amal shaleh ini. Kitapun dituntut untuk mampu meluangkan waktu kita untuk melakukannya, baik kepada keluarga, kerabat saudara semuslim, bahkan non-muslim. Namun, patutnya kita tetap mendahulukan saudara semuslim kita, bukan sebaliknya. Pasalnya, akhir-akhir ini banyak sekali orang muslim yang cenderung bersilaturahim kepada non-muslim ketimbang saudara semuslim sendiri. Apalagi sudah menyangkut masalah ritual aqidah, contoh pada malam natal, banyak orang muslim yang menjaga gereja-gereja atau mengucapkan selamat natal terhadap umat kristiani yang dilakukan oleh seorang muslim. 

Silaturahim bukanlah sekadar membalas kunjungan atau pemberian tapi juga menyambungkan yang terputus. Pada suatu ketika Rasulullah memberikan nasihat kepada sahabatnya: "Hendaknya kalian mengharapkan kemuliaan dari Allah, yaitu kalian suka menghubungkan tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskan engkau, memberikan sesuatu (hadiah) kepada orang yang yang tidak pernah memberimu apa-apa danhendaklah engkau bersabar atas orang yang menganggap kamu bodoh."

Dengan banyak dan mudahnya sarana transportasi dan komunikasi pada masa ini, seharusnya menjadi lecutan semangat tambahan bagi kaum muslimin untuk bersilaturahmi, sebab ia merupakan fitrah manusia dan manifestasi cinta seorang muslim dalam berinteraksi sosial antar umat manusia.

Oleh karena itu silaturahmi adalah tanda kedermawanan serta ketinggian akhlaq seseorang. Allah memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab. Bedasarkan firmanNya dalam Q.S. Muhammad ayat 22-23:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِىْ الْاَرْضِ وَتُقَطِّعُوْۤا اَرْحَامَكُمْ‏ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمْ وَاَعْمٰٓى اَبْصَارَهُمْ‏

"Would you then, if you are placed in authority, create disorder in the land and sever your ties of kinship? It is these whom Allah curses so that He makes them deaf and makes their eyes blind."

kesalahan kita tidak mengamalkannya adalah karena buruknya manajemen waktu. Sehingga kita beralasan Sibuk. Atau karena kita memang kurang begitu mengerti besarnya dosa memutuskan silaturahmi. Karena itu sudah sepatutnya, kapan lagi kita memanjangkan umur dengan bersilaturahmi.

ya, mudah-mudahan postingan sederhana ini dapat mendorong kita semua untuk bersilaturahmi dengan tulus ikhlas..

Sumber: al-Qalam

Related Post