Dzikir Sebagai Obat Hati

Banyak kita temui dan rasakan betapa gersangnya hati terasa dalam diri, dahaga akan kesejukan yang tercurahkan dari titisan iman yang menenteramkan pikiran untuk fokus dan tajam menatap masa depan. Maka, bagaimanakah langkah yang harus kita ambil? Obat apa yang mampu merecovery hati semacam ini? obat yang memekarkan kembali bunga-bunga hati yang layu dan mengering.

Jawaban itu adalah dzikir kita kehadirat Allah SWT. Kenapa harus berdzikir? karena dzikir itu sangat penting,  sebagaimana Ibnu Taymiyah berkata: "Dzikir bagi hati bagaikan air bagi ikan, maka bagaimana keadaan ikan tersebut jika dikeluarkan dari air.."

Nha, begitulah gambaran betapa pentingnya dzikir itu kepada Allah SWT yang dikemukakan Ibnu Taymiyah tersebut, sehingga dari gambaran tadi dapat disimpulkan beberapa kata bahwa dzikir itu adalah sesuatu yang menghidupkan. Menghidupkan hati yang berimplikasi terhadap pikiran kita, sehingga apapun yang kita pandang kita mampu memilah mana yang bernilai positif dan mana yang bernilai negatif. 

Dan sebagaimana hadits dari Abi Musa, bahwasanya Nabi Saw bersabda:  

 مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكر ربه مثل الحي والميت 

artinya: "Perbandingan antara orang yang menyebut Tuhannya dengan yang tidak menyebut Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati" (H.R. Bukhari)

Selain dari pada itu, bahwasanya dzikir itu adalah obat bagi kerasnya hati. Sebagaimana perkataan (Ulama) Makhul menjelaskan: "Dzikir kepada Allah adalah obat dan dzikir kepada kepada manusia adalah penyakit".

Berpijak pada perkataan ulama di atas, maka dapatlah sebuah pengertian di dalamnya bahwa selain kita hanya mengingat Allah, itu adalah (potensi) penyakit bagi hati kita. contohnya, katakanlah apa yang akan terjadi dengan seorang mahasiswa yang berada di tengah fase kehidupan yang menuntut dia untuk menimba ilmu, mahasiswa tersebut malah sibuk memikirkan perempuan. Parahnya lagi kalau dia sudah patah hati diputusin perempuannya itu. aduh,, hancur sudah hati ini..

Nha, itulah penyakit hati.

Adapun macam-macam dzikir tersebut adalah: Menyebut Asma Allah dan Sifat-Sifatnya, seperti bertasbih, bertahmid, dan bertahlil. Namun, dzikir yang lebih afdlol adalah Tilawatil Qur'an, karena padanya terkandung obat hati dan terapi untuk berbagai penyakit, sebagaimana Q.S. Yunus ayat 57:

  يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِىْ الصُّدُوْرِ ۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ

 meaning: O mankind! there has indeed come to you an exhortation from your Lord and a cure for whatever disease there is in the hearts, and a guidance and a mercy to the believers. 

Dan Q.S. al-Israa ayat 82:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْـقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ‌ۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا‏   

meaning: And We are gradually revealing of the Qur’an that which is a healing and a mercy to the believers; but it only adds to the loss of the wrongdoers.

Dan al-Qur'an pula merupakan obat bagi penyakit-penyakit yang berupa penyakit syubhat dan penyakit syahwat. Jadi, barangsiapa yang mempelajari al-Qur'an dan hatinya mampu berinteraksi dengannya, maka ia akan mampu membedakan mana yang haq dan mana yang bathil, sebagaimana membedakan antara malam dan siang  dengan kedua bola matanya. 

Maka, secara keseluruhan sesuatu yang bermanfaat bagi seorang hamba adalah dzikir kepada Allah Swt. Sebagaimana Q.S. Ar-Ra'd ayat 28:

  الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَٮِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ‌ؕ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَٮِٕنُّ الْقُلُوْبُؕ

meaning: ‘Those who believe, and whose hearts find comfort in the remembrance of Allah. Aye! it is in the remembrance of Allah that hearts can find comfort;

Related Post