Telah kita sadari bahwa manusia terlahir ke dunia ini telah memegang predikat sebagai makhluk sosial yang tak bisa lepas dari sesamanya. Yang satu dengan yang lainnya ada interaksi sebagai wujud saling membutuhkan dan saling melengkapi, Ia pun juga pasti membutuhkan bantuan pihak lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena, manusia tak ada yang sempurna.
Maka dari itu, manusia mempunyai kecenderungan untuk berkelompok dan bermasyarakat dengan tatanan dan aturan main yang harus disepakati dan dipatuhi oleh setiap individu agar tidak terjadi pelanggaran dan benturan kepentingan antar sesamanya.
Berkaitan dengan masalah ini, Islam telah menawarkan konsep yang sangat mendasar bagi tercapainya tujuan tersebut, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. al-Ma’idah ayat 2 : وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰى وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
"And help one another in righteousness and piety; but help not one another in sin and transgression. And fear Allah; surely, Allah is severe in punishment"
dan al- ‘Ashr ayat 1-3
Dan dalam sebuah hadits Rasul SAW : “Orang yang pengasih akan dikasihi Dzat yang Maha Pengasih, kasihilah yang di bumi, maka Yang di Langit akan mengasihimu.” (Riwayat Tirmidzi).
Berpijak pada dalil di atas, maka timbullah perincan sebagai berikut:
Pertama, ta’awun, yakini saling tolong-menolong dalam hal kebajikan dan ketakwaan. Karena bermasyarakat haruslah ada motivasi untuk saling membantu dalam hal tersebut. Maka, dalam bermasyarakat harus di hidupkan suasana gotong royong, saling tolong menolong dan saling melengkapi. Jika ini telah diterapkan, maka terciptalah suasana yang akrab dan harmonis dalam bermasyarakat.
Pertama, ta’awun, yakini saling tolong-menolong dalam hal kebajikan dan ketakwaan. Karena bermasyarakat haruslah ada motivasi untuk saling membantu dalam hal tersebut. Maka, dalam bermasyarakat harus di hidupkan suasana gotong royong, saling tolong menolong dan saling melengkapi. Jika ini telah diterapkan, maka terciptalah suasana yang akrab dan harmonis dalam bermasyarakat.
Kedua, semangat untuk saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran.
Ketiga, semangat untuk saling mengasihi, konsep ini sangat mutlak diperlukan, bukan hanya lingkup keluarga namun diterapkan pula pada lingkup masyarakat dan negara.
Jika semuanya in mampu diterapkan, maka, Insya Allah akan tercipta iklim masyarakat yang harmonis, akrab dan penuh rasa kekeluargaan.
Jika semuanya in mampu diterapkan, maka, Insya Allah akan tercipta iklim masyarakat yang harmonis, akrab dan penuh rasa kekeluargaan.
Namun, jikalau kita cermati keadaan masyarakat sekarang ini, sangatlah bertolak belakang dengan konsep-konsep keislaman, kemaksiatan, dekadensi moral dan kriminalitas sudah jadi pemandangan kita sehari-hari. Kesadaran dalam berislamnya masih belum tersosialisasi dengan baik sebagaimana yang diharapkan.
Agar Islam yang sebenarnya yakni "ya’lu wa laa yu'la 'alaih.." benar-benar dapat terealisasi, maka umat islam harus mengaplikasikan dengan benar konsep-konsep agamanya dalam bermasyarakat. Sehingga umat islam tak menjadi umat yang terpinggirkan oleh umat agama lainnya dalam bermasyarakat dan bernegara.
2 komentar:
Wah..
bener banget..
ayo berkunjung kesini ya gan :D
Bgus akhi,,, ;-)
ayo kblog gw main2,,
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment